Sepenggal kisah yang terjadi dibalik tembok besar nan panjang IPDN/STPDN.... banyak yang bilang saat terjadinya beberapa kasus yang menerpa IPDN/STPDN tembok itu sulit dimasuki bahkan polisi sekalipun!!
27 Oktober 2010, esok hari adalah hari ulang tahun ku yang ke 21 tahun. Usia yang tidak muda lagi (rekan saya rata2 berumur 19 tahun). Akan menjadi hari yang membahagiakan bagiku dengan hadiah dari orang- orang yang menyayangiku. Akan ada cahaya dari 21 buah lilin kecil yang menghiasi kue tart hijau berbentuk hati kesukaanku, berpuluh kado terindah yang diberikan oleh teman-temanku yang bahagia karena hidup mereka menjadi beruntung setelah mengenalku. My boyfriend, menyiapkan sebuah kejutan kecil, dinner di sebuah pantai yang diterangi cahaya rembulan dan beberapa buah lilin sebagai bukti sayangnya kepadaku. Bagaimana dengan Orang tuaku, hmmm… sudah pasti mereka paling bahagia karena telah berhasil melahirkan anak sebaik diriku maka apapun yang kuminta ia akan langsung memberikan.
27 Oktober 2010, esok hari adalah hari ulang tahun ku yang ke 21 tahun. Usia yang tidak muda lagi (rekan saya rata2 berumur 19 tahun). Akan menjadi hari yang membahagiakan bagiku dengan hadiah dari orang- orang yang menyayangiku. Akan ada cahaya dari 21 buah lilin kecil yang menghiasi kue tart hijau berbentuk hati kesukaanku, berpuluh kado terindah yang diberikan oleh teman-temanku yang bahagia karena hidup mereka menjadi beruntung setelah mengenalku. My boyfriend, menyiapkan sebuah kejutan kecil, dinner di sebuah pantai yang diterangi cahaya rembulan dan beberapa buah lilin sebagai bukti sayangnya kepadaku. Bagaimana dengan Orang tuaku, hmmm… sudah pasti mereka paling bahagia karena telah berhasil melahirkan anak sebaik diriku maka apapun yang kuminta ia akan langsung memberikan.
Tapi sayang itu hanya
mimpi di siang bolong. Kenyataannya, sejak lahir sampai sekarang ayahku
tidak pernah memberikanku ucapan selamat ultah apalagi hadiah (biasa).
Kenyataannya, teman-temanku sering kena “getah” jika aku berada
disamping mereka (trouble maker sejati ) , dan yang paling mengenaskan faktanya aku tidak punya pacar (ckckck“jojoba”jomblo2 bahagia ).
Ingin ku ceritakan sebuah kisah kawan, sisi lain
dari sekolah kita yang mungkin dikenal orang karena kematian siswanya
atau sekolah yang dianggap biasa saja dengan keberhasilannya mencetak
kader Bangsa yang menjadi ujung tombak pemerintahan negara ini. Di sekolah ku ini yang Perayaan ulang tahun betul berbeda dari kebanyakan. Normalnya perayaan ultah di sini penuh dengan kejutan. Mulai dari yang diberi lembaga, teman se-provinsi, sebarak, masing2 berbeda dan semuanya penuh misteri. kau tak akan pernah tahu kebahagiaan apa
yang akan direncanakan buat mu. Lembaga, dalam hal ini pengasuh
biasanya mengumpulkan seluruh praja yang berulang tahun pada bulan itu.
Tentunya bukan untuk berpesta makan daging sapi guling . ini sekolah kedinasan kawan, maka perayaannya pun cukup sederhana. Hmm, kalo orang ekonom bilang pareto optimum githu lah.
Masihkah kau ingat kawan, ketika Neil Amstrong
sudah ke bulan dan ruh kita berkelana entah dimana. Komando satu suara
yang paling kita segani memaksa kita untuk bermain di tengah malam buta.
Permainan akan dimulai untuk menguji daya tahan, kecepatan, keloyalan,
dan kecermatan dengan steling pakaian dinas. normalnya steling pakaian
dinas tertib berdasarkan jenisnya, namun untuk yang ultah pakaian
dikombinasikan dengan perintah lisan yang panjang dan tidak teratur.
Misalnya, dalam waktu 3 menit harus berada di lapangan apel menggunakan
baret, baju PDL (pakaian Dinas Lapangan), celana
PDH(pakaian dinas harian, sepatu laras,ditangan kanan bawa gayung
lengkap dengan sikat gigi, handuk diikat di kepala, berlari mengitari
ruang kelas hingga ke set depan. Bagi yang tiding lengkap,
telat siap2 menerima sanksi. Suasana mencekam menjadi satu dengan tawa,
teriakan, dan derap langkah praja yang berlomba dengan waktu, seru
abizz. Pada sesi akhir, setelah ngos-ngosan lari, performance
ancur-ancuran, pengasuh akan membawakan sebuah kue tart cantik lengkap
dengan rentetan puisi indah penuh makna dan edukasi buat yang berultah.
Semuanya demi mengukir sebuah senyuman di bibir saudara kita yang pada hari itu sedang berulang tahun.
Saudara kita yang bapak dan ibunya bukan ayah ibu kita. Seorang saudara yang wajahnya tak pernah terlukis dalam sketsa keseharian kita sebelumnya. Dalam kegelapan malam bercahayakan bintang dan lilin kecil bukti ketulusan pengasuh kita, tangan kita saling berpegangan membentuk lingkaran. Saling menguatkan satu sama lain, seraya berdoa buat saudara kita yg berultah pada hari itu, mendoakan yang terbaik untuknya. Dari sabang sampai merauke, baik muslim, kristiani, hindu, mau dia hitam atau putih semua tertunduk dalam satu ucapan syukur karena hari ini telah dipertemukan dalam sebuah ikatan yang tak akan lekang dimakan waktu. Terimakasih kepada pengasuhku, Pak Taslim Djafar S.STP, M.Si, Syahrul Syam S.STP, Reinhard Alsius S.STP, ibu Nooraini Syamsuddin S.STP, M.Si. aku mengenang masa lalu ini sebagai sebuah penghargaan terhadap dosen, pelatih, dan pengasuh ku yang brilian. Dengan penuh rasa terimakasih kepada beliau yang selalu sabar dan berhasil menyentuh dan mengajarkan kepada kami nilai kemanusiaan.
Semuanya demi mengukir sebuah senyuman di bibir saudara kita yang pada hari itu sedang berulang tahun.
Saudara kita yang bapak dan ibunya bukan ayah ibu kita. Seorang saudara yang wajahnya tak pernah terlukis dalam sketsa keseharian kita sebelumnya. Dalam kegelapan malam bercahayakan bintang dan lilin kecil bukti ketulusan pengasuh kita, tangan kita saling berpegangan membentuk lingkaran. Saling menguatkan satu sama lain, seraya berdoa buat saudara kita yg berultah pada hari itu, mendoakan yang terbaik untuknya. Dari sabang sampai merauke, baik muslim, kristiani, hindu, mau dia hitam atau putih semua tertunduk dalam satu ucapan syukur karena hari ini telah dipertemukan dalam sebuah ikatan yang tak akan lekang dimakan waktu. Terimakasih kepada pengasuhku, Pak Taslim Djafar S.STP, M.Si, Syahrul Syam S.STP, Reinhard Alsius S.STP, ibu Nooraini Syamsuddin S.STP, M.Si. aku mengenang masa lalu ini sebagai sebuah penghargaan terhadap dosen, pelatih, dan pengasuh ku yang brilian. Dengan penuh rasa terimakasih kepada beliau yang selalu sabar dan berhasil menyentuh dan mengajarkan kepada kami nilai kemanusiaan.
Seperi yang ku katakan awal, penuh misteri.
Kondisi di barak lain lagi. Jangan ngarap disini bisa dapat kue cantik
yang ada lilinnya plus kado manis, yang ada justru bubur yang dibuat
dari campuran semua jenis makanan yang ada dijadiin satu. Ada bakso,
nasi goreng, biscuit, wafer, silverqueen, dari yang bernama sampai yang
tanpa nama, semua jadi satu.Wah bisa kebayang baunya, hahaha. Itu wajib
dimakan sama yang ultah. Di ikat di pohon kayak tokek , disiram ma air
comberan plus air cucian yang udah di fermentasi seminggu
sebelumnya, hahahha lengkap sudah. Semua dilakuin tanpa
perlawanan yang berarti dari korban.
Berhubung ini sekolah kedinasan, teman2 yang super kreatif akan membuat diri kita berpikir sejenak dan menyesali kenapa ultah di IPDN. Caranya gampang, semua baju dinas di celup dalam air, bahkan baju dalam pun tak tersisa. Alhasil, siap2 jd tante2 tukang kredit barang bekas, lobi sana sini hanya untuk mempertahankan hidup esok. Kalo gak berhasil pinjam siap2 kena sanksi karena gak ikut upacara. Edan gak? Tapi inilah yang menguatkan kami. Perhatian dan kasih sayang yang mungkin kebanyakan orang menganggapnyasebagai suatu yang “aneh” atau biasa. nggak ada yang aneh, sebab mau perayaannya di hotel ataukah berakhir terikat di pohon semunya tetap sama. Kesepakatanlah yang membuat sesuatu yang ada menjadi tidak ada atau sebaliknya. Kesepakatan pula yang membuat sesuatu menjadi indah atau aneh dipandang.
Berhubung ini sekolah kedinasan, teman2 yang super kreatif akan membuat diri kita berpikir sejenak dan menyesali kenapa ultah di IPDN. Caranya gampang, semua baju dinas di celup dalam air, bahkan baju dalam pun tak tersisa. Alhasil, siap2 jd tante2 tukang kredit barang bekas, lobi sana sini hanya untuk mempertahankan hidup esok. Kalo gak berhasil pinjam siap2 kena sanksi karena gak ikut upacara. Edan gak? Tapi inilah yang menguatkan kami. Perhatian dan kasih sayang yang mungkin kebanyakan orang menganggapnyasebagai suatu yang “aneh” atau biasa. nggak ada yang aneh, sebab mau perayaannya di hotel ataukah berakhir terikat di pohon semunya tetap sama. Kesepakatanlah yang membuat sesuatu yang ada menjadi tidak ada atau sebaliknya. Kesepakatan pula yang membuat sesuatu menjadi indah atau aneh dipandang.
p.s. : melalui tulisan ini, ku sampaikan kepada 8 makhluk Tuhan yang paling s**yang gentayangan di petak E.
“ aku mungkin tidak memiliki KFC
(Kendari Fried Chicken hahah) untuk mengenyangkan kalian dikala cacing2
diperut kalian bernyanyi riang,atau jaket mahal dari kulit rusa untuk
menghangatkan kalian dikala hujan mengguyur Makassar atau Jatinangor kelak. Tapi, aku berharap persaudaraan ini akan menguatkan kita untuk tetap mencoba
menjadi pohon buah di pinggir jalan yang meskipun dilempari orang
dengan batu, ia akan tetap menghadiahkan buah yang matang kepadanya.”
Terimakasih untuk si cina kesasar Eny (kalsel),duo
Jateng (novi, windri), duo teteh (afni, uci), duo sumbagsel (keryn
babel, kuntum palembang) kalian memberi warna Nila,
keceriaan dalam kepedihan serta kebahagiaan dalam kebersamaan. Last but
not least kakak2 di Mushalla Tanpa Nama yang terus menjaga kami meski
kami sedikit bandel dan sedikit keras kepala (hihihi hawa bersal dari
tulang rusuk adam yang bengkok lho).Semoga ALLAH SWT selalu melimpahkan
anugerah-Nya kepada kita. Member kita kesadaran untuk selalu bersyukur
dan terus bersyukur atas seluruh curahan nikmat-NYa. Aminhttp://hansbrownsound.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar